15 Juli 2013

Rumah Raya



Raya memandangi kulit pucatnya yang tak pernah sempat dibelai matahari. Ia merasa hidup di benua lain, jauh dari khatulistiwa. Bukankah khatulistiwa identik dengan matahari? Seharusnya kulitnya tidak sepucat ini. Raya teringat kulitnya dulu dimanja matahari. Hidung yang terbakar adalah kebanggan. Ia pernah dibakar matahari puncak Gunung Gede  juga pantai  Alas Purwo. Tiba-tiba, dibalik kulit pucat dan keringnya, di tengah ruangan berpendingin, Raya merasakan hangat.

Cinta Raya pada alam sebesar cintanya pada Alam, lelaki yang mengikat hatinya sejak 8 tahun lalu. Alam, seperti namanya , yang mengajari Raya sejuknya hutan, jernihnya danau, merdunya celoteh tonggeret, megahnya gunung, dan teduhnya deru ombak. Tidak sulit hingga Raya mencintai keduanya. Dan Raya adalah satu-satunya yang mengerti kecanduan Alam akan alam. 

Raya tersadar dari lamunan tentang alam dan Alam ketika muridnya menghamiprinya dan memintanya membantu mengerjakan PR. Sudah jam 8 malam namun masih ada murid SMA yang berkeliaran di tempat bimbingan belajar. Raya melayani konsultasi dan mengajar kelas bimbel dari jam 10 pagi hingga jam 8. Namun jika ada muridnya merengek meminta ditemani mengerjakan PR, Raya tak dapat menolak. Alaupun ini bukan pekerjaan impiannya, Raya mempunyai kesenangan tersendiri ketika dapat membantu anak-anak.

“Memangnya kenapa tidak dikerjakan di rumah?betah amat di sini?” Tanya Raya setelah selesai membantu mengerjakan PR.

“Di rumah ga ada siapa-siapa Bu. Mending di sini, masih rame,” jawab muridnya sambil berpamitan pulang.

Rumah. Ketika bertemu Alam, Raya mengira ia telah menemukan rumah. Namun, Alam bukanlah rumah dan Ia tidak pernah mempunyai rumah. Selepas kuliah Alam hinggap kesana-kemari menjadi relawan di berbagai NGO.  Ia terus berkeliling Indonesia, seolah-olah tidak bisa bernapas jika terus-terusn tinggal di kota kelahirannya.   Dan ketika akhirnya dia kehabisan uang, bukannya mencari kerja, ia mencari beasiswa supaya bisa menjelajah di luar negeri. Dengan pengalamani pekerjaannya yang berlimpah tidak sulit bagi Alam untuk akhirnya pergi ke Belgia dengan beasiswa penuh. 

Hubungan Raya dan Alam bukannya tidak serius. Alam sempat beberapa kali menyatakan keinginanya untuk menikahi Raya. Tapi kapan itu akan terjadi?Entahlah. Setiap kali ditanya kapan Alam hanya akan menjawab “Nanti, setelah aku pulang." Raya percaya suatu hari Alam akan pulang. Walaupun Alam tidak menetap setelah selesai keliling Indonesia. Walaupun Alam tidak pulang ketika Gelar master sudah diraihnya. Masih ingin keliling Eropa katanya, mumpung profesornya membutuhkan tenaga peneliti.

Raya bukan perempuan biasa-biasa saja. Jika ia ingin mendapat beasiswa Raya dengan mudah dapat memenuhi syaratmya. Namun, ia merasa perlu membantu orang tuanya membiayai ongkos rumah tangga. Keluarga Raya hidup pas-pasan, tambahan uang dari Raya akan sangat meringankan beban orangtuanya. Ditambah Alam berjanji akan pulang. Bagaimana jika Alam memutuskan untuk pulang Raya tidak ada di "rumah"? Raya terjebak di sini, di ruangan bimbel ber AC yang membuatnya jauh dari matahari yang dicintainya.

Pekerjaannya sudah selesai, Raya menggeliat di depan laptopnya. Jari-jarinya mengetik dengan cepat "Facebook" pada kolom alamat pada browser. Ada 1 notifikasi. Raya menekannya dan menemukan "Alam Pratama post on your timeline". Raya dengan cepat mengklik notifikasi dengan debaran jantung. Matanya melebar melihat tulisan "Raya, Im coming home!!!"
 Raya tersenyum, Raya percaya Alam akan pulang. Namun lama-lama senyum itu pudar, sedikit demi sedikit keraguan Raya menumpuk. Apakah benar ia adalah rumah Alam?Bukankah Alam tidak pernah mau ada di rumah? Maukan Ia menunggu Alam lagi ketika Alam kembali pergi? Tapi ia sudah menunggu......8 kali mengitari matahari.


4 komentar:

Anonim mengatakan...

Somehow it was akin to real life, Cha...yours.

Alam 'kan pulang
Senyum Raya mengembang

Walau rajut cemas tak hilang
Asa tak pernah terselang

icha mengatakan...

iyah dis..#pengakuan sekalian biar bisa gampang medeskripsikan tempat dan kerjaan dengan mudah.kalo latarnya pegawe bank ga punya referensi.
tapi ini mah versi lebay. lagunya bagus yah...i am black and white inside#nyanyi2gaberenti

hartatisinaga mengatakan...

Icha icha ichaaa.. Kangen deh! :)

icha mengatakan...

Nagha!!!Hayu ke gede lagih!!!Akuh juga kangen!!udah lama pisan sejak kita terakhir bersua