06 Januari 2011

Grung..grung...ngeeng.....ckiit...

Itulah penggalan suara-suara ketika saya belajar motor. Di tahun yang dicanangkan sebagai tahun hutan oleh PBB, saya dengan sadar melakukan hal kontra produktif dengan mulai melepas karbon melalui knalpot motor. Memang, tekanan ekonomi mengalahkan gaya hidup hijau keluarga kami. Motor dipilih semata-mata karena akan menghemat pengeluaran rumah tangga. Semoga pohon lengkengdi depan rumah bisa menyerap karbon dengan baik.

Enivei, walaupun si motor matic Mio telah teronggok dari sekitar 2 bulan yang lalu, tidak ada penghuni rumah yang bisa mengendarainya, catat : TIDAK ADA. Halah, investasi yang aneh,teronggok 2 bulan, hanya menampung debu dan koran. Maka dari itu saya mulai belajar mengendarainya. Di post ini saya akan berbagi pengalaman saya belajar mengendarai motor, semoga membantu yang sedang berniat belajar motor.

1. Memilih Pelatih
Pilihlah pelatih yang berpengalaman mengendarai motor, in my case, telah berhasil membonceng saya dengan kecepatan 120 km/jam guna menyelamatkan saya dari keterlambatan masuk kelas biokimia. Selain itu pilihlah pelatih yang mempunyai berat sama atau lebih dari anda, karena sering kali motor anda akan oleng, anda lupa yang mana rem,maka kaki pelatih Anda lah yang akan turun menahan si motor dan Anda. Namun, jangan pula memilih pelatih yang terlalu berat, karena selama pelatihan Anda harus membonceng pelatih Anda. Manfaatkanlah orang-orang sekitar Anda untuk dijadikan pelatih, gratis,hehehe....in my case Baba.

2. Memilih Tempat Berlatih
Carilah tempat yang sepi, karena anak-anak membuat saya gugup. Asalnya saya berlatih di lapangan, namun kemudian datanglah anak-anak yang berlari kemari dan kesana, apalagi kalau anda tidak lancar bersepeda seperti saya, heya....saya jadi takut nubruk salah satunya atau semuanya. Tempat sepi juga menguntungkan karena jika Anda tiba-tiba hilang kendali dan panik, tidak ada orang yang menertawai. Saya pilih gang buntu dikomplek deket rumah yang sepi. eh ternyata banyak emang-emang yang lagi bangun atep di atas, heya....Semakin lebar jalan, semakin baik,karena motor anda akan berbelok ke arah yang tidak anda inginkan juga oleng ke sana ke mari. Jalan yang tidak ada solokan di sampingnya lebih baik. saya lebih senang menabrak trotoar daripada terjerembab ke dalam solokan.

3. Perhatikan instruksi pelatih dengan baik
jika pelatih anda berkata mengendarai matic sama kaya naik bom bom car, jangan percaya. Ini lebih mengerikan daripada bom bom car.Jika pelatih anda menginstruksikan untuk LEPAS gas, LEPASLAH!!!Saya seringnya malah menggas lebih kencang,heya...nubruk trotoar. Jika pelatih anda menginstruksikan untuk REM, tarik REM dan JANGAN dibarengi dengan mengGAS, motor TIDAK AKAN berhenti, motor AKAN NUBRUK trotoar.

Pelajaran 1 adalah bagaimana saya bisa merasakan GAS dan REM yang pas. Sampai saat ini saya cukup merasakan ke-pas-an GAS dan REM di jalan lurus,begitu belok....heya.....saya belum bisa belok. Di PElatihan berikutnya saya akan belajar belok.

Nantikan jurnal matic for dummy selanjutnya

1 komentar:

qim mengatakan...

semoga cepat bisa dan lancar kk..