09 Juli 2010

Aku Ingin Mati Saja

Buntu. Seharusnya kuhiraukan tanda verboden saat memutuskan mencintainya. Tak ada polisi cinta, tak ada yang akan menilang. Akhirnya begini, tak ada polisi tempatku mengadu kejahatan cinta. Aku di sini meringis. Ia entah dimana ketawa-ketiwi.

Aku ingin mati saja. Aku terlalu takut minum obat nyamuk. Dengan khusyuk aku berdoa agar Tuhan sudi mengakhiri hidupku sekarang. Dalam doa aku tertidur.

Bumi terasa berguncang. Tuhan rupanya mendengar doaku. Aku bakal mati tertimpa dinding rumahku. Aku keluar kamar, ingin melihat mama untuk terakhir kalinya. Kudapati ia duduk manis di depan tv bukannya sedang berlari keluar rumah.

Berhenti.

“Ma, tadi gempa?”

“Cuma truk lewat, Sayang!”

2 komentar:

adhiez mengatakan...

ini, 100kata ya?
bagus cha...

mau coba buat tapi jadi lalieur. yang terpikir cuma fragmen cerita aja.

icha mengatakan...

Ayo dis, ayo dis,emang susah da....tapi kan itulah tantangannyah!!!!yah emang fragmen ajah dis, namanya juga 100 kata saja...ayo semangat!!!