Eh, tapi akibat pertemuan yang semakin sering, para perempuan di geng saya jadi punya si ganteng favorit. Kegiatan ngeceng yang tadinya siapa ganteng saya pantengin, jadi akuh cuma nunggu si gantengku (udah ngaku-ngaku jadi yang punya). Kemudian si ganteng masing-masing jadi punya julukan biar bisa ngomongin dengan enak tanpa ketauan, dalam kasus saya : Adidos, Moreno, dan Kakak Benda Aneh. Hehehe....
Dan keberpihakan dan preferensi ini berkembang menjadi rasa ingin memiliki dan memunculkan rasa investigatif yang tinggi. Kami mulai mencari tahu status, mantan, hobi, kegiatan, dan lain sebagainya. Taulah, kegiatan yang sekiranya mempersempit jarak diantara kami dan kecengan.Tak lupa berharap dan berdoa mereka tiba-tiba nembak kami. Gak ada kejadian itu tembak-tembakan......
Saya akhirnya jadian sama kecengan yang lain
Jadi fase ngeceng ini sebenernya adalah jalan menuju fase pacaran. Terus kalo udah pacaran atau nikah, emang harus berhenti ngeceng?
Tentu saja tidak.
Saya ngerti, ada orang-orang yang terlahir dengan fitur-fitur yang menarik perhatian, seperti wajah tampan rupawan, kaki jenjang semampai, senyum manis memikat, dan ehm...buah dada bervolume maksimal. Ya kalo perempuan kaya Jupe lewat masa kita ga terus ngeliatin? Saya ngerti mata dan kepala kita sering kali secara refleks mengikuti arah orang-orang berfitur menarik.
Dalam kasus lain, terlalu lama bersama dalam komunitas yang isinya tidak berubah dan berkegiatan dengan intens menyebabkan kita memiliki lawan jenis favorit. Kita sering kali menilai dan membandingkan satu orang dengan yang lain. Karena perempuan senang sekali bergunjing, tentu saja penilaian dan pembandingan lelaki favorit masuk dalam bahan gunjingan. Kami, perempuan akan membandingkan lelaki mana yang tampan, yang baik, yang tampan tapi rese, yang baik tapi gak tampan, yang tampan dan baik, dan sebagainya. Kemudian kami berandai-andai, kalau harus milih mau pilih yang mana. Berandai-andai saja ya, ada pacar sama suami yang masih nunggu. Nah, ini bentuk ngeceng yang tidak berlanjut menjadi rasa memiliki. Boleh dong?
Dan, tentu saja ada kecengan di dunia maya, idola kita. Lee Min Ho misalnya, yang walaupun menurut saya drama terakhirnya kurang greget tetep saya ikutin sampai tamat semata-mata untuk ngeliat Lee Min Ho yang ganteng. Atau ketika tangan saya dengan sadar ngetik Eun Ji Won di search You tube. Itu semata-mata untuk ngeliat doi yang menurut saya ganteng.Ngeceng bentuk ini tergantung mood sih, kebetulan sekarang lagi terserang demam korean wave, jadi bentuk kecengannya pria korea. Dulu sih seringnya ngeliatin foto Valentino Rossi sama Eminem. Boleh dong?
Kemudian hari ini saya tiba-tiba tidak mengerti dengan kegiatan ngeceng lain. Baba baru pulang dari hutan nyari kodok, dan waktu ditanya kalo lagi istirahat ngapain dia jawab ikut ngecengin perempuan sama yang lain. Idih, saya sebel jadi pengen
Lah, ini kan mirip yah sama kegiatan ngeceng saya, mencari, menilai, dan kadang-kadang menyimpan foto idola. Dalam kasus saya, saya biarkan internet menyimpan foto dan vidio yang saya perlukan sewaktu-waktu. Itu kan kegiatan ngeceng yang bukan diteruskan untuk membina hubungan, cuma iseng-iseng berhadiah.Boleh dong?
Tapi kok ya saya kesel.
Baba : "Kalau akuh nyimpen foto perempuan di laptop gimana?"
Neng Icha : "kalo alasannya logis akuh gak akan marah"
Baba : "buat kenang-kenangan"
Neng Icha : "Kamu mengenang kegiatan apa harus nyimpen foto perempuan?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar